Antsipasi Megathrust Sumatera dan Jawa
BNPB Gelar Simulasi Gempa dan Tsunami di Kepulauan Mentawai
- Jumat, 06 September 2024 - 09:17 WIB
- Redaktur : Redaksi
HALILINTARNEWS.COM, PADANG - Gempa dengan kekuatan magnitudo 8,9, Kamis (5/9) sekitar pukul 10.00 WIB dengan kedalaman 17 kilometer mengguncang Kepulauan Mentawai.
Gempa dengan durasi lebih kurang 30 detik tersebut, juga diikuti peringatan tsunami dari BMKG dengan status ancaman AWAS.
Ratusan warga yang berasal di bibir pantai Dusun Mappadegat, menyelamatkan diri ke Tempat Evakuasi Sementara (TES) di dataran tinggi Jalan Raya Tuapejat Km 4. Mereka berlarian sembari berteriak, “tsunami!”.
Di tengah hujan yang menerjang wilayah terdampak, sebagian masyarakat juga ada yang melakukan evakuasi sembari memukul kentongan dan bahu-membahu memprioritaskan kelompok rentan seperti orang lansia, ibu hamil dan anak-anak menuju ke TES di Gereja Phiniel.
Tim kelompok siaga bencana (KSB) Sikerei, desa Tuapejat bergerak melakukan koordinasi dengan perangkat daerah setempat untuk pendataan kerusakan, korban jiwa dan pemenuhan kebutuhan dasar di lokasi pengungsian.
Layanan Psikologi dasar turut dikerahkan untuk menetralkan kondisi psikologi masyarakat yang terkejut setelah mengalami bencana.
Kejadian di atas merupakan skenario dalam latihan simulasi bencana gempa bumi dan tsunami di Kabupaten Kepulauan Mentawai. Kegiatan ini, dihadiri langsung oleh Kepala BNPB, Letjen TNI Suharyanto.
Hadir juga dalam kegiatan apel siaga dan simulasi tersebut, Wakil Gubernur Sumbar Audy Joinaldi dan Kapolda Sumbar, Irjen Suharyono dan Danrem 032 Wirabraja Brigjen TNI Wahyu Eko Purnomo.
Mengantisipasi hal-hal yang tak diinginkan kata Suharyanto, dibuatlah skenario latihan simulasi bencana gempa bumi dan tsunami di Kabupaten Kepulauan Mentawai, Kamis (5/9).
"Fokus kita untuk memeriksa rencana evakuasi mandiri, jalur evakuasi, memelihara shelter dan melatih kembali komunikasi risiko berbasis komunitas. Misalnya, memanfaatkan sistem peringatan dini yang ada seperti kentongan, toa masjid, lonceng gereja, maupun sirine untuk menyampaikan tanda bahaya dan evakuasi. Mari kita perkuat budaya sadar bencana agar kita siap dan selamat," ucapnya.
Selain Kabupaten Kepulauan Mentawai, Provinsi Sumatera Barat yang melibatkan total 600 personel, simulasi juga dilakukan di Kabupaten Pandeglang, Provinsi Banten diikuti 700 personel di Lapangan Kecamatan Carita, Kabupaten Pangandaran, Provinsi Jawa Barat total 700 personel di tempat evakuasi sementara (TES) Pasar Wisata dan Kabupaten Cilacap, Provinsi Jawa Tengah total 700 personel di Kantor Kelurahan Tegalkamulyan dan Politeknik Negeri Cilacap.
"Tujuan simulasi ini guna membangun dan melatih kembali kesiapsiagaan masyarakat dalam menghadapi potensi gempa dan tsunami di sepanjang kawasan megathrust Sumatera dan Jawa. Kegiatan ini bukan hanya latihan simulasi bencana sekali seumur hidup, tapi harus menjadi budaya dan pelajaran seumur hidup," tegasnya.
Dalam simulasi itu diilustrasikan warga Kepulauan Mentawai dikejutkan dengan gempa dengan magnitudo 8,9, dengan kedalaman 17 kilometer. Gempa dengan durasi lebih kurang 30 detik tersebut, juga diikuti peringatan tsunami dari BMKG dengan status ancaman AWAS. Apel siaga dan simulasi tersebut, juga dihadiri Wakil Gubernur Sumbar Audy Joinaldi, Kapolda Sumbar Irjen Suharyono dan Danrem 032 Wirabraja Brigjen TNI Wahyu Eko Purnomo.